1. Bambang Pamungkas
Bambang Pamungkas lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 10 Juni 1980; umur 29 tahun adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Persija Jakarta di Divisi Utama Liga Indonesia dan pernah mewakili negara dalam timnas sepak bola Indonesia. Dia biasa berposisi sebagai penyerang.
Meskipun tidak terlalu tinggi (171 cm), Bambang mempunyai lompatan yang tinggi dan tandukan yang akurat. Salah satu pemain yang dikaguminya adalah rekannya dalam tim nasional, Kurniawan Dwi Yulianto.
2. Chris John
Meskipun tidak terlalu tinggi (171 cm), Bambang mempunyai lompatan yang tinggi dan tandukan yang akurat. Salah satu pemain yang dikaguminya adalah rekannya dalam tim nasional, Kurniawan Dwi Yulianto.
2. Chris John
Yohannes Christian John, atau lebih dikenal sebagai Chris John (lahir di Jakarta, 14 September 1979 adalah seorang petinju Indonesia. Ia tercatat sebagai petinju Indonesia ketiga yang berhasil meraih gelar juara dunia, setelah Ellyas Pical dan Nico Thomas.
3. Taufik Hidayat
1. Jubing Kristianto
2. Teguh Sukaryo
3. Taufik Hidayat
Taufik Hidayat lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1981;adalah pemain bulutangkis tunggal putra dari Indonesia yang berasal dari klub SGS Elektrik Bandung dengan tinggi badan 176 cm ini adalah peraih medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade Athena 2004 dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak final. Pada 21 Agustus 2005, dia menjadi juara dunia dengan mengalahkan permain peringkat 1 dunia, Lin Dan di babak final, sehingga menjadi pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Kejuaraan Dunia Bulutangkis dan Olimpiade pada saat yang sama.
Selain itu ada orang Indonesia yang berprestasi di bidang musik. Dan orang-orang ini sudah sangat populer dengan albumnya yang digemari orang banyak. Untuk profilnya, sebagai berikut:
1. Jubing Kristianto
Pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 9 April 1966 ini jatuh cinta pada gitar karena orangtuanya hobi memetik gitar. Ketika duduk di bangku SMP, Jubing pun mengikuti les gitar. Les itu diikutinya hingga SMA. Selama sekitar 6 tahun, Jubing memperdalam kemampuannya memetik gitar akustik dengan fingerstyle.
Gitar tidak hanya menghidupi Jubing. Namun karena gitar pula dia mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) pada 2008 sebagai gitaris Indonesia pertama yang menyebarluaskan komposisi dan aransemen gitar pribadi secara gratis di internet. Bahkan sebelumnya, yakni pada 2005 penghargaan Muri telah lebih dulu didapatnya atas upayanya menulis ensiklopedia gitar pertama di Indonesia.
Hinga kini, Jubing telah membuat 4 album gitar solonya. Album pertamanya adalah:
Hinga kini, Jubing telah membuat 4 album gitar solonya. Album pertamanya adalah:
Berikut ini penampilan salah satu lagu yang berjudul "Becak Fantasy" dari album pertamanya (Becak Fantasy) yang tentunya dimainkan oleh Jubing Kristianto sendiri:
2. Teguh Sukaryo
Teguh Sukaryo lulus S1 pada bidang Piano Performance dari Newcastle Conservatorium of Music, Australia. Disana dia mengambil Double Performance Strand dan selalu mendapat nilai tertinggi, yaitu High Distinction. Dikenal memiliki kemampuan artistry tinggi dan teknik yang handal, Teguh menperoleh berbagai penghargaan dan beasiswa penuh untuk melanjutkan seluruh studinya di USA, seperti di sekolah-sekolah tinggi terkemuka: Oberlin Conservatory, yang mana dia mendapat gelar Artist Diploma; Rice University/Shepherd School of Music, Master of Music; and Louisiana State University, tempat Teguh sedang menyelesaikan gelar Doktoralnya (DMA, Doctorate of Musical Arts). Tahun 1997, Teguh memperoleh Top Prize di Armidale Open Piano Competition, NSW, Australia; Tahun 2000, Chamber Music Scholarship and award di Sewanee Summer Music Festival, USA; Tahun 2005, “Beethoven Prize” di Grieg International Competition for Pianists, di Oslo.
Teguh Sukaryo belajar dengan pianist kenamaan dan guru besar di Amerika, Eropa dan Australia, antara lain Jon Kimura Parker, Peter Takacs, Michael Gurt, and Carmel Lutton. Teguh juga dilatih oleh pianist legendaris Byron Janis dan Einar Steen-Nokleberg. Selain dibidang piano, Teguh juga menekuni dunia conducting. Guru-gurunya antara lain Prof. Paul Polivnick, Prof. Anton Krager, dan Prof. Frank Wickes.
Bakat dan dedikasi Teguh dalam dunia pendidikan musik juga sangat kuat. Teguh rutin memberi workshop dan masterclass di berbagai tempat, baik di dalam maupun luar negeri. Seorang Joseph and Ida Kirkland Mullen Fellow, Teguh telah mengajar di department Prepatory Program di Rice University, Houston, USA. Sebagai seorang guru, Teguh sangat menghargai individualitas setiap pelajar sebagai keunikan yang Tuhan berikan kepada masing-masing dari mereka. Murid-murid Teguh datang dari berbagai keragaman umur, serta kemampuan intelektual dan latar belakang yang berbeda: dari umur balita hingga manula, dari dokter hingga arsitek, dari kalangan hobbyist hingga mereka yang lebih serius mempelajari musik. Satu metode kunci yang selalu diterapkan oleh Teguh adalah kedisiplinan yang tidak mengenal kompromi didalam proses mengajar dan yang harus selalu dibarengi dengan enjoyment, penanaman kecintaan terhadap musik, serta dukungan moril yang tidak pernah pudar – menjadikan sebuah metode yang paling berkualitas, efektif dan long lasting. Banyak murid-murid yang terinspirasi dan mendapat nilai tertinggi pada ujian akhir tahun mereka. Diantaranya juga berhasil lolos audisi masuk di konservatori-konservatori bergengsi di Amerika Serikat. Serian referensi audio pendidikan piano untuk semua pelajar dan guru yang sedang dikerjakan oleh Teguh menjadi bukti kecintaannya dalam dunia pendidikan yang berkualitas.
Album Teguh Sukaryo yang telah terbit terdiri dari “Teguh Sukaryo – Brahms, Mompou and Mussorgsky”, “Scenes of Childhood”, Burgmuller Op. 100, dan Burgmuler Op. 109. Tahun depan Teguh akan merilis lima album baru – termasuk didalamnya album-album untuk dunia pengajaran dan pembelajaran piano.
Teguh lahir dan besar di Purwokerto, Jawa Tengah. Dia mencintai Indonesia, baik budaya dan manusianya. Teguh juga sangat mencintai alam, seni, dan kemanusiaan. Dia suka bergaul dengan siapa saja dan dengan semua kalangan. Tahun 2010 Teguh mengadakan Nusantara Tour 2010 diberbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Surabaya, Jogjakarta, Denpasar, Makassar, Balikpapan, Purwokerto, Kupang, dll dalam rangka penyebaran musik klasik di tanah air tercinta Indonesia. Teguh Sukaryo adalah pencipta dan Artistic Director group Musik Klasik Indonesia (MKI) di facebook. Group musik klasik terbesar di tanah air dengan enam ribu lima ratus anggota yang merupakan group musik klasik yang paling aktif, edukatif dan informatif.
Berikut ini penampilan Teguh Sukaryo Live di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada tanggal 11 Juni 2010:
Berikut ini penampilan Teguh Sukaryo Live di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada tanggal 11 Juni 2010:
0 komentar:
Posting Komentar